Senin, 05 Oktober 2009

Rabu, 03 Desember 2008

CISURIAN

CISURIAN..........
potensi keindahan desa subang yang belum terjamah
kantos ka ditu teu..................???
asa abong atuh ngaku urang subang tapi belum pernah ka sana mah.

Senin, 01 Desember 2008

PUISI

CinTa Terlahir Hanya Demi CinTa

"Sebagaimana Buih Di Atas Permukaan Laut

Yang Seketika Lenyap
Tanpa Bekas
Ketika Angin Bertiup
Hingga Ia Seolah-olah Tak Pernah Ada,

Begitu Jugalah Kehidupan Kita
Ketika Sang Maut
Telah Menari..."

~ Kahlil Gibran ~



Akankah sia-sia????

Bintang...
kau ajari aku rasa kagum akan ke-Agungan-nya

Hutan...
kau ajari aku akan rasa ketenangan yg hakiki

Bumi...
kau ajarkan aku rasa berserah diri pada-Nya, kau begitu kuat menahan beban dunia dipundakmu, rela dirimu dibanjiri bau amis darah manusia, kau tegar saat dirimu dibumi hanguskan oleh keserakahan manusia.

Karang...
kau ajari aku makna sebuah kesombongan

Sungai...
hikmahmu membuatku mengerti apa yang kau tanamkan pd alam ini

Oh, betapa beruntungnya diriku. Tapi mengapa saat itu aku tidak menyadari akan Kemurahan Sang Pencipta, betapa aku ini begitu bodoh, hanya nafsu yang ada dalam diri ini. Nafsu untuk menaklukan sang alam. Ya, Allah semoga kau mengampuni ke-khilafanku saat itu.
Semoga apa yang telah sang alam ajarkan pada diri ini menjadi bekal untuk melakukan sepenggal perjalanan lain yang menanti ku di masa depan. Amin.

* Diary 'hijjau *



Eidelweis itu masih seperti dulu (Ciremai Agustus)

Ku coba mengigat lagi kapan terakhir kali menginjakkan kaki di gunung yang dulu begitu akrab, ya....begitu sangat akrab dalam menemani hari-hari yang dulu pernah menghantui kehidupanku.

Satu...dua...
kucoba meresapi kembali gairah yang mengalir dalam aliran darah ini. Terasa sentuhan dan belaian itu tetap mesra seperti dulu, menghanyutkanku pada kenangan lalu.

Juga seperti waktu itu, kumulai langkahku bersama kawan-kawan baruku, walau ada beberapa yang sudah begitu akrab J. Seperti biasa sang alam begitu cepat mengakrabkan kami dalam satu langkah pasti menuju sebuah bentuk persahabatan yang tak pernah sirna.


Rinduku (kenangan sahabat lama)

Ku rindu masa lalu-ku
yang ku lalui dengan keceriaan
ku rindu sahabat-sahabat-ku
yang memberi tawa dalam kehangatan siang

Mereka memberi candanya yang mesra
mereka memberi warna kisahku
mereka menorehkan cerita sedihku
mereka memberi cinta yang melenakan

Sejuta bintang bertaburan disana
berkelap-kelip memainkan keindahannya
saling berputar beraturan
saling berbagi dalam kehangatan

namun ku tak ingin kembali ke masa lalu
karena masa itu bukan lagi milik-ku
biarkan angan saja yang menyentuhnya
tidak untuk kuraih lagi

RUTE PENDAKIAN MERAPI

Pertengahan bulan Juni 2002 Tim Skrekanex yang terdiri dari dua orang yakni Chairul dan Steve melakukan pendakian ke Gunung Merapi di Jawa Tengah. Berangkat dari Jakarta dengan menggunakan kereta api Progo (dahulu bernama EmpuJaya) jurusan Jakarta-Yogyakarta, tiba di Yogyakarta pukul 09.00 pagi. Dari Yogya menggunakan bus jurusan Semarang, turun di stasiun Blabak kota Magelang. Kemudian Disambung dengan Mobil kecil ke desa Sawangan, disambung lagi dengan mobil bak sayuran menuju desa Klakah, dari sini disambung lagi dengan mobil bak ke Selo. Disarankan apabila menuju ke Selo, sebaiknya melewati Boyolali, jangan dari Magelang karena sulitnya transportasi. Merapi berasal dari dua kata “meru” yang artinya gunung, dan “api” yang berarti gunung berapi. Merapi adalah salah satu gunung berapi yang teraktif di dunia. Mendengar nama Merapi akan terbayang sesuatu yang mengerikan, gunung ini masih aktif mengeluarkan asap berbau belerang dan sesekali menyemburkan lahar panas. Pada tahun 1998, gunung ini pernah menyemburkan asap wedhus gembel yang bisa melepuhkan kulit manusia. Berupa awan panas dan debu dengan suhu 3000 ÂșC yang meletus hingga ketinggian 3000 meter dari puncaknya. Pada tahun 1994 awan panas telah membunuh 66 orang di lereng sebelah barat daya. Gunung Merapi menjadi idola para pendaki. Perjalanan yang melelahkan dan berliku melintasi bukit-bukit terjal menjadi tantangan tersendiri yang harus mereka taklukkan. Maka, jangan heran kalau gunung tersebut selalu dikunjungi oleh pendaki. Gunung Merapi dapat didaki dari Selatan ( Kaliurang ) wilayah Sleman, Yogyakarta atau dari Utara ( Selo ) wilayah Boyolali atau dari sebelah Barat wilayah Magelang. Lewat KaliurangDari kota yogya naik mobil ke Kaliurang, suatu kawasan pegunungan yang berhawa sejuk dengan ketinggian 1300m. Dilanjutkan dengan perjalanan menuju Desa Kimahrejo. Untuk menuju puncak diperlukan waktu sekitar 6 jam. Mendekati puncak Merapi kita harus berhati-hati, karena sering berjatuhan batu-batu dari puncak. Lewat SeloUntuk mencapai puncak Merapi, para pendaki diharuskan melewati jalur utara. Selain aman, jaraknya juga tidak begitu jauh dibandingkan dengan jalur lain. Jalur tersebut dimulai dari Kecamatan Selo, Boyolali. Untuk sampai ke daerah ini cukup gampang. Anda bisa naik bis jurusan Semarang - Solo dan turun di Boyolali. Dari sini Anda bisa meneruskan dengan bis jurusan Boyolali - Selo. Dari Selo atau tepatnya dari Dusun Plalangan, Anda dapat memulai perjalanan. Dengan berjalan kaki melewati jalan Aspal menuju basecamp pendakian merapi di dukuh plalangan, desa Lencoh, kecamatan Selo, kabupaten Boyolali, dengan menempuh jarak lebih kurang 1 km dari jalan raya Boyolali-Magelang, ditambah dengan jalanan yang menanjak cukup untuk dijadikan pemanasan sebelum pendakian ke Gn.Merapi. Untuk ke puncak, hanya perlu waktu sekitar 6 jam sedangkan untuk turun diperlukan waktu sekitar 4 jam. Karena waktu tempuhnya cukup singkat, perjalanan bisa dimulai sekitar pukul 24.00, agar kita tiba Puncak Garuda bisa menikmati sunrise dengan jelas. Pendaki dapat beristirahat di basecamp yang dapat menampung sekitar 50 orang pendaki. Disini tersedia tempat untuk tidur rame-rame. Siapkan persediaan air karena selama diperjalanan kita tidak akan menemui mata air. Dari basecamp melalui jalan aspal kita berjalan hingga ujung jalan aspal dan akan menjumpai rumah joglo Pos1. Melalui jalan setapak di sebelah kiri bangunan ini perjalanan akan melintasi kebun penduduk yang banyak ditanami tembakau dan kol. Jalur sedikit menanjak namun banyak kerikil sehingga perlu hati-hati agar tidak terpeleset. Setengah perjalanan menuju Pos 2 berupa kebun penduduk, setengahnya lagi kita mulai memasuki hutan pinus yang terjal. Jalur ini berupa tanah namun banyak kerikil sehingga cukup menyulitkan perjalanan. Mendekati pos 2 kita mulai melewati batu-batuan yang besar. Dari Pos 2 ini disiang hari kita sudah dapat menyaksikan Gn. Slamet dibelakang Gn.Sumbing, dan juga Gn.Sundoro. Gunung Merbabu tampak dekat dan sangat jelas kelihatan jalur-jalurnya. Gunung Lawu dari kejauhan di sebelah timur tampak memanjang. Dari Pos 2 menuju Pos 3 jalur akan banyak melewati batuan-batuan terjal, angin kencang mulai terasa sangat mengganggu. Gunakan jaket tebal, sarung tangan, dan penutup muka, karena dinginnya tiupan angin. Bila ingin beristirahat carilah celah- celah batu yang dapat melindungi kita dari hembusan angin kencang. Dimalam hari kita dapat menyaksikan gemerlapnya kota Boyolali. Dari Pos 3 menuju Pasar Bubrah, kita akan berhadapan dengan batu-batu terjal. Disini pendaki harus berjalan sambil merangkak dibeberapa tempat yang terjal. Hembusan angin kencang sangat terasa, seolah-olah melarang para pendaki untuk mendekati Puncak Merapi ini. Di Pasar Bubrah ini terdapat suatu lembah dengan batu-batuan yang berserakan yang sangat luas menyerupai sebuah pasar tradisional. Konon, masyarakat menganggap pasar tersebut sebagai pasar para lelembut. Dari Pasar Bubrah pendaki yang nekad dapat melanjutkan pendakian ke Puncak Garuda. Puncak ini sudah rusak dan longsor sehingga sangat berbahaya untuk melakukan pendakian. Selain sangat terjal dan mudah longsor juga angin kencang bertiup tiada hentinya. Untuk menghilangkan kekecewaan Pendaki dapat meneruskan pendakian ke puncak Gn. Kendit yang berada di samping Puncak Garuda Dari puncak Garuda, Anda bisa melihat pemandangan yang menakjubkan, dimana kawah merapi berada di depan mata tak henti-hentinya mengeluarkan asap. Tampak pula, di sebelah utara, Gunung Merbabu yang menantang untuk ditaklukkan. Di seberang Barat dan Timur, Gunung Lawu dan Gunung Sindoro-Sumbing seperti gundukan-gundukan hijau. Jika cuaca cerah, pemandangan lebih mengasyikkan lagi, karena Anda bisa melihat kota Magelang dan Boyolali. Di puncak suhunya bisa mencapai 5 derajat sampai -8 derajat. Gunung Merapi dipercaya sebagai tempat keraton makhluk halus. Panembahan Senopati pendiri kerajaan Mataram memperoleh kemenangan dalam perang melawan kerajaan Pajang dengan bantuan penguasa Merapi. Gunung Merapi meletus hingga menewaskan pasukan tentara Pajang, sisanya lari pontang-panting ketakutan. Penduduk yakin bahwa Gunung Merapi selain dihuni oleh manusia juga dihuni oleh Makhluk makhluk lainnya yang mereka sebut sebagai bangsa alus atau makhluk halus. Rute Jakarta - Gn.Merapi

1
Jakarta - Solo / Semarang
2
Solo / Semarang - Boyolali
3
Boyolali - Selo ( Pos Desa Lencoh )
4
Pos Selo - Pos 1 Rumah Joglo
5
Pos 1 Rumah Joglo - Pos 2
6
Pos 2 - Pos 3
7
Pos 3 - Pasar Bubrah
8
Pasar Bubrah - Puncak

RUTE PENDAKIAN MERBABU



Gunung Merbabu terletak di jawa tengah dengan ketinggian 3.142M dpl pada puncak Kenteng Songo. Gunung Merbabu berasal dari kata “meru” yang berarti gunung dan “babu” yang berarti wanita. Gunung ini dikenal sebagai gunung tidur meskipun sebenarnya memiliki 5 buah kawah: kawah Condrodimuko, kawah Kombang, Kendang, Rebab, dan kawah Sambernyowo.Terdapat 2 buah puncak yakni puncak Syarif (3119m) dan puncak Kenteng Songo (3142m). Puncak Gn.Merbabu dapat ditempuh dari Cunthel, Thekelan, (Kopeng / Salatiga) Wekas (Kaponan / Magelang) atau dari selo (Boyolali). Perjalanan akan sangat menarik bila Anda berangkat dari jalur Utara (Wekas, Cunthel, Thekelan) turun kembali lewat jalur selatan (Selo).Pemandangan yang sangat indah dapat disaksikan disepanjang perjalanan tersebut. Banyak terdapat gunung disekitar gunung Merbabu, diantaranya Gn. Merapi, Gn.Telomoyo, Gn.Ungaran. Gunung Merbabu ini membentuk garis deretan gunung berapi ke arah utara Merapi - Merbabu - Telomoyo - Ungaran.

JALUR KOPENG THEKELAN - SELO
Dari Jakarta bisa naik kereta api atau bus ke Semarang, Yogya, atau Solo. Dilanjutkan dengan bus jurusan Solo-Semarang turun di kota Salatiga, dilanjutkan dengan bus kecil ke Kopeng. Dari Yogya naik bus ke Magelang, dilanjutkan dengan bus kecil ke Kopeng. Dari kopeng terdapat banyak jalur menuju ke Puncak, namun lebih baik melewati desa tekelan karena terdapat Pos yang dapat memberikan informasi maupun berbagai bantuan yang diperlukan. Pos Tekelan dapat ditempuh melalui bumi perkemahan Umbul Songo.
Di bumi perkemahan Umbul Songo Anda dapat beristirahat menunggu malam tiba, karena pendakian akan lebih baik dilakukan malam hari tiba dipuncak menjelang matahari terbit. Andapun dapat beristirahat di Pos Thekelan yang menyediakan tempat untuk tidur, terutama bila tidak membawa tenda. Dapat juga berkemah di Pos Pending karena di tiga tempat ini kita bisa memperoleh air bersih.
Perjalanan dari Pos Tekelan yang berada ditengah perkampungan penduduk, dimulai dengan melewati kebun penduduk dan hutan pinus. Dari sini kita dapat menyaksikan pemandangan yang sangat indah ke arah gunung Telomoyo dan Rawa Pening.
Di Pos Pending kita dapat menemukan mata air, juga kita akan menemukan sungai kecil (Kali Sowo). Sebelum mencapai Pos I kita akan melewati Pereng Putih kita harus berhati-hati karena sangat terjal. Kemudian kita melewati sungai kering, dari sini pemandangan sangat indah ke bawah melihat kota Salatiga terutama di malam hari.
Dari Pos I kita akan melewati hutan campuran menuju Pos II, menuju Pos III jalur mulai terbuka dan jalan mulai menanjak curam. Kita mendaki gunung Pertapan, hempasan angin yang kencang sangat terasa, apalagi berada di tempat terbuka. Kita dapat berlindung di Watu Gubug, sebuah batu berlobang yang dapat dimasuki 5 orang.

Transportasi
Kopeng/Wekas dari Solo-Semarang
1. Bus Jur. Solo - Semarang, turun di Pasar Sapi (Salatiga)2. Bus Kecil Jurusan Magelang - Kopeng turun di Kopeng / WekasKopeng/Wekas Semarang- Yogya
1. Bus Jur. Yogya-Semarang turun di Magelang.2. Bus Kecil Jurusan Magelang - Salatiga turun di Wekas / Kopeng.Selo dari Semarang-Solo1. Bus Jurusan Semarang-Solo turun di kota boyolali.2. Bus kecil jurusan Boyolali ke Selo atau Magelang turun di SeloSelo dari Yogya-Semarang1. Bus jurusan Yogya-Semarang turun di kota Magelang.2. Bus/angkot ke Selo/Boyolali turun di Selo.
· Kopeng
· Air Terjun Umbul Songo
· Rawapening
· Palagan Ambarawa
· Musium Kereta Api
· Watu Gubug
· Puncak Syarief
· Kenteng Songo
Masyarakat di sekitar Kopeng di lereng Gunung Merbabu mayoritas beragama Budha sehingga akan kita temui beberapa Vihara. Penduduk sering melakukan meditasi atau bertapa dan banyak tempat-tempat menuju puncak yang dikeramatkan. Pantangan bagi pendaki untuk tidak buang air di Watu Gubug dan sekitar Kawah. Pendaki tidak diperkenan kan memakai pakaian warna merah dan hijau.
Pada tahun baru jawa 1 suro penduduk melakukan upacara tradisional di kawah Gn. Merbabu. Pada bulan Sapar penduduk Selo (lereng Selatan Merbabu) mengadakan upacara tradisional. Dahulu Anak-anak wanita di desa tekelan dibiarkan berambut gimbal untuk melindungi diri dan agar memperoleh keselamatan.
Watu Gubug konon merupakan pintu gerbang menuju kerajaan makhluk ghaib. Bila ada badai sebaiknya tidak melanjutkan perjalanan karena sangat berbahaya. Mendekati pos empat kita mendaki Gn. Watu tulis jalur agak curam dan banyak pasir maupun kerikil kecil sehingga licin, angin kencang membawa debu dan pasir sehingga harus siap menutup mata bila ada angin kencang. Pos IV yang berada di puncak Gn. Watu Tulis dengan ketinggian mencapai 2.896 mdpl ini, disebut juga Pos Pemancar karena di puncaknya terdapat sebuah Pemancar Radio.Menuju Pos V jalur menurun, pos ini dikelilingi bukit dan tebing yang indah. Kita dapat turun menuju kawah Condrodimuko. Dan disini terdapat mata air, bedakan antara air minum dan air belerang.Perjalanan dilanjutkan dengan melewati tanjakan yang sangat terjal serta jurang disisi kiri dan kanannya. Tanjakan ini dinamakan Jembatan Setan. Kemudian kita akan sampai di persimpangan, ke kiri menuju Puncak Syarif (Gunung Pregodalem) dan ke kanan menuju puncak Kenteng Songo ( Gunung Kenteng Songo) yang memanjang.Dari puncak Kenteng songo kita dapat memandang Gn.Merapi dengan puncaknya yang mengepulkan asap setiap saat, nampak dekat sekali. Ke arah barat tampak Gn.Sumbing dan Sundoro yang kelihatan sangat jelas dan indah, seolah-olah menantang untuk di daki. Lebih dekat lagi tampak Gn.Telomoyo dan Gn.Ungaran. Dari kejauhan ke arah timur tampak Gn.Lawu dengan puncaknya yang memanjang.Menuju Puncak Kenteng Songo ini jalurnya sangat berbahaya, selain sempit hanya berkisar 1 meter lebarnya dengan sisi kiri kanan jurang bebatuan tanpa pohon, juga angin sangat kencang siap mendorong kita setiap saat. Di puncak ini terdapat batu kenteng / lumpang / berlubang dengan jumlah 9 menurut penglihatan paranormal.Menuruni gunung Merbabu lewat jalur menuju Selo menjadi pilihan yang menarik. Kita akan melewati padang rumput dan hutan edelweis, juga bukit-bukit berbunga yang sangat indah dan menyenangkan seperti di film India yang sangat menghibur kita sehingga lupa akan segala kelelahan, kedinginan dan rasa lapar. Disepanjang jalan kita dapat menyaksikan Gn.Merapi yang kelihatan sangat dekat dengan puncak yang selalu mengeluarkan Asap.Kita akan menuruni dan mendaki beberapa gunung kecil yang dilapisi rumput hijau tanpa pepohonan untuk berlindung dari hempasan angin. Disepanjang jalur tidak terdapat mata air dan pos peristirahatan. Kabut dan badai sering muncul dengan tiba-tiba, sehingga sangat berbahaya untuk mendirikan tenda.Jalur menuju Selo ini sangat banyak dan tidak ada rambu penunjuk jalan, sehingga sangat membingungkan pendaki. Banyak jalur yang sering dilalui penduduk untuk mencari rumput dipuncak gunung, sehingga pendaki akan sampai diperkampungan penduduk. Sambutan yang sangat ramah dan meriah diberikan oleh penduduk Selo bagi setiap pendaki yang baru saja turun Gn.Merbabu. Apabila Anda tidak bisa berbahasa jawa ucapkan saja terima kasih.Dari Selo dapat dilanjutkan dengan bus kecil jurusan Boyolali-Magelang, bila ingin ke yogya ambil jurusan Magelang, dan bila hendak ke Semarang atau Solo ambil jurusan Boyolali.

JALUR WEKAS
Untuk menuju ke Desa Wekas kita harus naik mobil Jurusan Kopeng - Magelang turun di Kaponan, yakni sekitar 9 Km dari Kopeng, tepatnya di depan gapura Desa Wekas. Dari Kaponan pendaki berjalan kaki melewati jalanan berbatu sejauh sekitar 3 Km menuju pos Pendakian.
Jalur ini sangat populer dikalangan para Remaja dan Pecinta Alam kota Magelang, karena lebih dekat dan banyak terdapat sumber air, sehingga banyak remaja yang suka berkemah di Pos II terutama di hari libur. Wekas merupakan desa terakhir menuju puncak yang memakan waktu kira-kira 6-7 jam. Jalur wekas merupakan jalur pendek sehingga jarang terdapat lintasan yang datar membentang. Lintasan pos I cukup lebar dengan bebatuan yang mendasarinya. Sepanjang perjalanan akan menemui ladang penduduk khas dataran tinggi yang ditanami Bawang, Kubis, Wortel, dan Tembakau, juga dapat ditemui ternak kelinci yang kotorannya digunakan sebagai pupuk. Rute menuju pos I cukup menanjak dengan waktu tempuh 2 jam.
Pos I merupakan sebuah dataran dengan sebuah balai sebagai tempat peristirahatan. Di sekitar area ini masih banyak terdapat warung dan rumah penduduk. Selepas pos I, perjalanan masih melewati ladang penduduk, kemudian masuk hutan pinus. Waktu tempuh menuju pos II adalah 2 jam, dengan jalur yang terus menanjak curam.
Pos II merupakan sebuah tempat yang terbuka dan datar, yang biasa didirikan hingga beberapa puluhan tenda. Pada hari Sabtu, Minggu dan hari libur Pos II ini banyak digunakan oleh para remaja untuk berkemah. Sehingga pada hari-hari tersebut banyak penduduk yang berdagang makanan. Pada area ini terdapat sumber air yang di salurkan melalui pipa-pipa besar yang ditampung pada sebuah bak.
Dari Pos II terdapat jalur buntu yang menuju ke sebuah sungai yang dijadikan sumber air bagi masyarakat sekitar Wekas hingga desa-desa di sekitarnya. Jalur ini mengikuti aliran pipa air menyusuri tepian jurang yang mengarah ke aliran sungai dibawah kawah. Terdapat dua buah aliran sungai yang sangat curam yang membentuk air terjun yang bertingkat-tingkat, sehingga menjadi suatu pemandangan yang sangat luar biasa dengan latar belakang kumpulan puncak - puncak Gn. Merbabu.
Selepas pos II jalur mulai terbuka hingga bertemu dengan persimpangan jalur Kopeng yang berada di atas pos V (Watu Tulis), jalur Kopeng. Dari persimpangan ini menuju pos Helipad hanya memerlukan waktu tempuh 15 menit. Perjalanan dilanjutkan dengan melewati tanjakan yang sangat terjal serta jurang disisi kiri dan kanannya. Tanjakan ini dinamakan Jembatan Setan. Kemudian kita akan sampai di persimpangan, ke kiri menuju Puncak Syarif (Gunung Pregodalem) dan ke kanan menuju puncak Kenteng Songo ( Gunung Kenteng Songo) yang memanjang.
JALUR KOPENG CUNTHEL
Untuk menuju ke desa Cuntel dapat ditempuh dari kota Salatiga menggunakan mini bus jurusan Salatiga Magelang turun di areal wisata Kopeng, tepatnya di Bumi perkemahan Umbul Songo. Perjalanan dimulai dengan berjalan kaki menyusuri Jalan setapak berbatu yang agak lebar sejauh 2,5 km, di sebelah kiri adalah Bumi Perkemahan Umbul Songo. Setelah melewati Umbul Songo berbelok ke arah kiri, di sebelah kiri adalah hutan pinus setelah berjalan kira-kira 500 meter di sebelah kiri ada jalan setapak ke arah hutan pinus, jalur ini menuju ke desa Thekelan.
Untuk menuju ke Desa Cuntel berjalan terus mengikuti jalan berbatu hingga ujung. Banyak tanda penunjuk arah baik di sekitar desa maupun di jalur pendakian. Di Basecamp Desa Cuntel yang berada di tengah perkampungan ini, pendaki dapat beristirahat dan mengisi persediaan air. Pendaki juga dapat membeli berbagai barang-barang kenangan berupa stiker maupun kaos.
Setelah meninggalkan perkampungan, perjalanan dilanjutkan dengan melintasi perkebunan penduduk. Jalur sudah mulai menanjak mendaki perbukitan yang banyak ditumbuhi pohon pinus. Jalan setapak berupa tanah kering yang berdebu terutama di musim kemarau, sehingga mengganggu mata dan pernafasan. Untuk itu sebaiknya pendaki menggunakan masker pelindung dan kacamata.
Setelah berjalan sekitar 30 menit dengan menyusuri bukit yang berliku-liku pendaki akan sampai di pos Bayangan I. Di tempat ini pendaki dapat berteduh dari sengatan matahari maupun air hujan. Dengan melintasi jalur yang masih serupa yakni menyusuri jalan berdebu yang diselingi dengan pohon-pohon pinus, sekitar 30 menit akan sampai di Pos Bayangan II. Di pos ini juga terdapat banguanan beratap untuk beristirahat.
Dari Pos I hingga pos Pemancar jalur mulai terbuka, di kiri kanan jalur banyak ditumbuhi alang-alang. Sementara itu beberapa pohon pinus masih tumbuh dalam jarak yang berjauhan.
Pos Pemancar atau sering juga di sebut gunung Watu Tulis berada di ketinggian 2.896 mdpl. Di puncaknya terdapat stasiun pemancar relay. Di Pos ini banyak terdapat batu-batu besar sehingga dapat digunakan untuk berlindung dari angin kencang. Namun angin kencang kadang datang dari bawah membawa debu-debu yang beterbangan. Pendakian di siang hari akan terasa sangat panas. Dari lokasi ini pemandangan ke arah bawah sangat indah, tampak di kejauhan Gn.Sumbing dan Gn.Sundoro, tampak Gn.Ungaran di belakang Gn. Telomoyo.
Jalur selanjutnya berupa turunan menuju Pos Helipad, suasana dan pemandangan di sekitar Pos Helipad ini sungguh sangat luar biasa. Di sebelah kanan terbentang Gn. Kukusan yang di puncaknya berwarna putih seperti muntahan belerang yang telah mengering. Di depan mata terbentang kawah yang berwarna keputihan. Di sebelah kanan di dekat kawah terdapat sebuah mata air, pendaki harus dapat membedakan antara air minum dan air belerang.
Perjalanan dilanjutkan dengan melewati tanjakan yang sangat terjal serta jurang disisi kiri dan kanannya. Tanjakan ini dinamakan Jembatan Setan. Kemudian kita akan sampai di persimpangan, ke kiri menuju Puncak Syarif (Gunung Prengodalem) dan ke kanan menuju puncak Kenteng Songo ( Gunung Kenteng Songo) yang memanjang.Dari puncak Kenteng songo kita dapat memandang Gn.Merapi dengan puncaknya yang mengepulkan asap setiap saat, nampak dekat sekali. Ke arah barat tampak Gn.Sumbing dan Sundoro yang kelihatan sangat jelas dan indah, seolah-olah menantang untuk di daki. Lebih dekat lagi tampak Gn.Telomoyo dan Gn.Ungaran. Dari kejauhan ke arah timur tampak Gn.Lawu dengan puncaknya yang memanjang.

Minggu, 30 November 2008

PETA SUBANG


tah ieu foto subang tapi da dasar nu motona teh mang mansur...... tah ka rada deukeut kalah jauh pisan... he.....hee....he......!!!! (heureuy).
mungkin inilah sekedar gambaran keadaan lebur urang yang walaupun tidak puguh katingalina tapi lumayan lah. ternyata subang teh aya. buktina ku google earth ka detek...................
punten weee ieu mah mun hoyong ningalian teh kedah rada diireng-ireng. tapi pami hoyong jelas mah panginten parantos tarerang kumaha milarian foto subang ti luar angkasa.

Sabtu, 29 November 2008

CIREMAI,GEDE, PANGRANGO

17 Agustus di surya kencana gunung gede
Maju tak gentar, membela yang benar ... maju serentak tentu kita nyasar

Briefing awal kami rek ngala daki............eh salah.. mendaki .....Bismillah ....!!!!